OLEH : PSIKOLOG FUDIN PANG DARI "ACCURATE" HEALTH CENTER MEDAN

Home

Kamis, 24 Desember 2009

Keluarga Hancur Lebur

ko fudin, saya ingin berkonsultasi nih

Keluargaku, terdiri dari kakak, ayah,ibu dan aku sendiri. Ayah dan ibuku mempunyai pekerjaan masing2, mereka membuka usaha sendiri (wiraswasta), mereka bekerja dari pagi sampai malam (ayah kerja pagi sampai sore, terus membantu kerjaan ibu yang mulai dari pagi hingga malam).

Dahulu semasa kuliah S1 , aku mempunyai rencana/impian untuk melanjutkan kuliah S2 ke LN, kemudian dari situ nantinya juga ingin mendapat pekerjaan yang saya nikmati dan mendapat penghasilan yang mapan ( tipe2 impian yang umum ya ). Aku berani memimpikan hal ini, karena kondisinya juga mendukung, kakak-ku berada di rumah (dalam artian, kakak-ku membantu pekerjaan ayah dan ibu), aku pikir sih nantinya kakak-ku yang melanjutkan pekerjaan mereka di masa tuanya sedangkan aku bisa menggapi impianku ( sounds selfish )

Kemudian situasi tidak semulus yang saya harapkan, terjadi perselisihan antara ayah saya dan kakak, dimulai dari kesalah pahaman kecil2 hingga akhirnya jadi besar2 sendiri (mereka berdua sasling ngotot,dll ) akhirnya kakak memutuskan untuk pindah ke lain kota bersama dengan keluarganya (baru menikah kakak saya waktu itu) untuk hidup dan bekerja di lain kota tersebut.

Saya merasa tiba2 ada tembok besar yang menghalangi, rencanaku yang semula baik-baik saja seakan jadi hancur lebur, saya merasa emosi sekali pada kakak akan keputusan tersebut, tpi toh ya aku ya sadar itu haknya, dan aku gak bisa maksa.

Akhirnya, setelah lulus dari kuliah, aku jadi yang bantu2 pekerjaan ortu, aku merasa tidak suka dengan bidang yang mereka geluti. Kalo aku mikir untuk mengejar impian yang semula, aku merasa gak bisa meninggalkan ortu ku karena merasa kasihan sama mereka. Aku tidak mau mereka bekerja terus-terusan sampai tua dan tidak ada anaknya yang meneruskan dan membantu pekerjaan itu.

Akan tetapi, impian2 tersebut terus mendatangi saya setiap hari, dan selalu membuat saya kepikiran hingga akhirnya stress2 sendiri, saya mencoba untuk menerima kenyataan ini, tpi belum bisa. Mencoba bersyukur, kemudian damai sebentar, terus kepikiran lagi (apa mungkin bersyukur, kurang benar2 bersyukur ya??!! )

Menurut ko fudin bagaimana agar saya bisa "tenang" ?? sehingga tidak memikirkan impian yang semula, dan berusaha menerima kenyataan yang ada ?? Makasih (forumm.wgaul.com)



jB. Thanks atas partisipasinya...begini saya akan memberikan beberapa filosofi hidup/hakekat/hakiki hidup kepada anda.. jika kita tidak bisa merubah lingkungan maka kita yang berubah yang artinya jika anda tidak bisa merubah kehidupan keluargamu maka kamu yang harus berubah.. bukan keluargamu yang berubah.. jadi anda yang harus berkorban.. mengerti pak..

kemudian jika anda memang ingin mengeluti profesimu.. bisa kan kuliah S2 di Indonesia atau di kota anda.. kemudian setelah lulus maka anda dapat menjalani kedua profesi anda yaitu profesi orang tua anda dan profesi yang anda sukai... jadi combain... itulah salah satu solusinya...

jika anda harus tetap menerima kenyataan dan tidak bisa merubah kenyataan itu maka terimalah kenyataan ini dengan lapang dada.. waktu yang akan memberikan ketenangan kepada anda....

menerima kenyataan itu adalah tergantung oleh pikiran dan niat kita bukan dari pengaruh orang lain karena diri kita adalah milik kita bukan milik orang lain jadi kita yang menetukan sendiri... katakan pada diri anda bahwa anda sudah menerima kenyataan itu dan kurangi nafsu anda dan selalu berharap terus menerus yang tidak akan terwujud.. karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan kita akan kecewa.. semakin kita berharap maka semakin kita akan menderita.. lepaskanlah.... maka anda akan tenang...

berusahalah untuk menyukai pekerjaan anda dan kurangi keinginan anda memang sudah tidak mungkin diwujudkan oleh anda..

2 komentar:

  1. ko fundi, mau tanya.
    sy kemarin memasukkan artikel ko fundi k dalam tugas saya, dan saya memasukkan nama kak fundi tepat seperti yg ada d profil kak fundi,

    Fudin Pang, Akp, S.Psi, M.Psi

    kalau udah magister bukannya gaperlu dtulis lagi title S.Psi nya ya ko?
    mngkin lg efektif klo dtulis Fudin Pang, Akp, M.Psi , psikolog.
    btw, saya seneng baca artikel2 ko fundi, gud luck y ko,

    BalasHapus
  2. iya.. terima kasih. sama sama..boleh kok kita melampirkan gelar kita yang resmi.. psikolog fudin

    BalasHapus